Oleh Ridwan, Mahasiswa STAINU Temanggung

Kategori : Kue
Profinsi   : Jawa tengah

Ontologi
Nagasari merupakan jajanan tradisonal yang terbuat dari tepung beras, tepung tapioca, gula pasir, santan, dan bahan isianya berupa pisang, nagasari ini merupakan salah satu jajanan khas Indonesia. kue ini dibungkus menggunakan daun pisang sehingga terasa Nusantara tradisonalnya.
Epistemologi

Nagasari mempunyai dua penggalan kata yaitu naga yang berati hewan yang berasal dari daratan cina yang melambangakan jiwa yang terhormat, dan Sari yang artinya isi utama dari suatu benda. Jika di gabungkan mempunyai arti isi utama dari suatu benda yang terhormat. Nagasari mempunyai satu versi cerita lagi yaitu di tahun 1528 Masehi, Mahawiku Astapaka menempuh perjalanan ke Gelgelang untuk merayakan Tri Suci Waisak di Candi Mborobudur. Dari keeling beliau ke Sendayu lalu berlayar ke pelabuhan Nusupan lewat Bengawan Semangi. Adipati Hadiwijaya  alias Jaka Tingkir menyambutnya, kemudian memohon agar Mahawiku Astapaka berkenan tinggal sejenak di ibu kota kadipaten Pajang sebelum melanjutkan perjalanan ke Gelgelang.

Adipati Hadiwijaya bersama Ratu Mas Cempaka, permaisurinya , kemudian mempersembahkan hidangan tanpa daging dan ikan. Diantaranya persembahan itu terdapat panganan  dari tepung beras yang didalamnya ada irisan pisang. Sang Mahawiku sangat terkesan atas ketulusan persembahan tuan rumah. Beliau kemudian menyelengarakan upacara Homa Yadnya untuk kesejahteraan bumi Pajang, agar segala penyakit dan segala apes sirna. Mahawiku Astapaka kemudian menanam pohon Dewandaru untuk mengenang hal itu Adipati Hadiwijaya memberi nama panganan persembahan yang mengesankan hati Mahawiku Astapaka dengan nama Nagasari. Warnanya yang putih berpadu kuning di tengahnya mirip pohon Dewandaru .

Aksiologi
Nagasari memperlambangkan ketulusan hati, penghalau penyakit dan apes perkenan tuhan.



Bagikan :

Tambahkan Komentar