![]() |
Suasana International Conference |
Hariantemanggung.com - International Conference mengenai
Islamic Education kembali digelar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari UIN
Suka ada keynote speakers Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D, Prof. Phil.
Ali Makin dan Dr. Ahmad Arifi, M.Ag. Adapun dari luar negeri ada Prof.
Emeritus. Dr. Jaelani bin Yunos, Prof. Dr. Andi Bangkit, Prof. Dr. Ruzairi,
Prof. Dr. Jerome Lo dan masih banyak lagi.
Acara berkelas internasional ini menghadirkan speakers dari
berbagai negara seperti USA, Japan, Singapura, dan Australia. Tidak kalah pula
beberapa Guru Besar UIN Sunan Kalijaga diturunkan untuk mewakili pendidikan
Islam di Indonesia pada Rabu, 5 Desember
2018 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Husna Nashihin, M.Pd.I dosen STAINU Temanggung juga tidak mau
melewatkan ajang internasional ini begitu saja. Meskipun harus diakui untuk
menjadi presenters di ajang ini harus menggunakan karya artikel berbahasa
inggris dan alat komunikasi presentasi juga berbahasa Inggris. “Wah, sebenarnya
cukup berat ya jadi presenter di acara ini, bayangin komunikasi berbahasa
inggris saja sudah grogi duluan.Tapi saya ingat kata prof saya di kuliah S3
sekarang, saya harus memaksakan diri untuk berada di zona tidak nyaman untuk
sukses,” papar Husna seusai presentasi.
Husna yang juga alumni S1 dan S2 UIN Suka itu mengakui bahwa
kampusnya itu tidak main main jika mengadakan even. Dari ratusan paper yang
masuk, banyak yang mengundurkan diri karena wajib berbahasa inggris. Ahirnya
hanya ada 11 paper yang siap dipresentasikan.
“Saya mengusung tentang isu
aktual technocentris dan split personality dalam even ini. Karya ini nantinya
kemungkinan bisa terbit jadi proseding ber ISSN juga kalau saya berkenan,” tambah
Husna
Dosen PIAUD STAINU Temanggung ini memang selalu meluangkan
waktu menulis minimal 5 jam perhari.
“Menulis karya lo ini, bukan menulis di
depan laptop mengerjakan kerjaan. Memang zona tidak nyaman ini membuat saya
kadang tidur pasti di atas jam 1 malam. Semoga geliat menulis di STAINU
Temanggung semakin mendunia,” imbuhnya.
STAINU Temanggung sendiri saat ini sudah melakukan gerakan
literasi menulis dari kalangan dosenya maupun mahasiswanya.
“Terbukti banyak
mahasiswa yang ikut kompetisi karya tulis dan juga alhasil bisa menjadi juara.
Masyarakat Temanggung jangan ragu lagi mempercayakan putra putrinya di STAINU
Temanggung yang memiliki motto Berbagi Ilmu Menebar Kearifan,” kata dia.
(htm10).
Tambahkan Komentar