Pemateri dan panitia saat foto bersama usai kegiatan |
Baca juga: Daftar Kampus Di Temanggung Jawa Tengah
Mereka berkumpul dalam acara pembinaan guru madrasah di lingkungan MWC Ma'arif Kecamatan Gemawang, Temanggung dengan tema "Mewujudkan Tanggungjawab Guru pada Madrasah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan dengan Landasan Aussunah Waljamaah" yang tetap berkiblat pada faham Aswaja dan bisa menjadi generasi zaman now.
Hamidulloh Ibda, dosen Prodi PGMI STAINU Temanggung sebagai pemateri, dengan didampingi oleh Rhindra Puspitasari, Fatmawati Sungkawaningrum dan Muhammad Fadloli Al Hakim menyampaikan hal tentang literasi, terutama terkait dengan pendidikan.
Selain itu, acara ini juga diisi oleh KH. Muhammad Furqon selaku Ketua PCNU Temanggung, dan juga H. Miftachul Hadi, S.Ag Ketua LP Maarif NU Temanggung.
"Karena kita masuk dalam kategori yg serba digital, karena semua mudah didapat, tapi mengapa gadget kita hanya untuk medsos, maka disitulah mengapa literasi menjadi sebuah hal yg kompleks. Literasi adalah segala upaya yg dilakukan manusia dengan tujuan agar melek aksara, dan segala upaya untuk mendapatkan pengetahuan, itulah domainnya" ujar Hamidulloh Ibda dalam kegiatan itu.
Acara ini dihadiri oleh 50-an guru MI, MTS, dan MA se Lecamatan Gemawang.
Ibda juga menyampaikan tentang bagaimana caranya menjadi guru profesional yang menguasai media massa dan media sosial karena ketiga hal tersebut sangat erat kaitannya dengan literasi pendidikan khususnya di Kecamatan Gemawang. Ia menegaskan, guru zaman now adalah yang memenuhi tiga hal, yaitu kompetensi, karakter dan literasi.
Sementara itu, H. Miftakhul Hadi menyampaikan tentang LP Maarif NU dilihat dari dasar-dasar ilmu yg diterapkan. Beliau juga berbicara tentang sejarah LP Maarif di Kabupaten Temanggung.
"Ini kita perlu belajar, ta'lim wata'allum tentang apa saja yg ada di LP Maarif NU" katanyam
LP Maarif NU bertugas melaksanakan kebijakan NU di bidang pendidikan dan pengajaran formal.
"Kalau LP Maarif NU adalah sebuah kabinet, maka NU itu ya adalah kabinet, bisa disandingan dengan menteri pendidikannya NU," paparnya.
Sedangkan KH. Muhammad Furqon menceritakan tentang sejarah NU.
Beliau bercerita tentang perjuangan kyai-kyai NU saat zaman penjajahan.
Mulai dari pangeran diponegoro, suryadi suryaningrat atau sering dikenal Ki Hajar Dewantara, sampai pada pencipta lagu Indonesia Raya dan Syukur, Husein Muntaha, dan juga satu-satunya santri perempuan murid mbah kyai sholeh darat, R.A. Kartini.
"Berangkat dari penikiran bahwa perjuangan2 saat itu adalh santri, maka dibentuklah Nahdlatul Ulama. NKRI sebagai wadah bagi perjuangan Indonesia, ini adalah harga final" ungkap beliau.
Gus Furqon menambahkan, bahwa guru NU wajib tahu ideologi NU dan mendarahdaging dari akar. "Tanah air adalah wadah dari agama, oleh karenanya mempertahankan NKRI hukumnya adalah wajib" tegasnya. (htm09/Fadloli).
Tambahkan Komentar