Oleh: Khansa Aisyatul Nabilla
Di kampung Karang Tejo, satu misteri menggemparkan warga selama sepekan terakhir. Bukan karena maling, bukan pula karena isu politik RT melainkan karena satu hal yang sangat mengganggu ketenangan hati warga yakni Sandal hilang dari teras rumah. Tapi uniknya, yang hilang hanya satu biji. Kadang sandal kanan, kadang kiri. Pokoknya nggak pernah lengkap. Fenomena aneh ini membuat warga resah dan mulai saling curiga. “Masak pagi-pagi, cuma sebentar ke dapur, sandal kiri saya sudah lenyap!” teriak Bu Lastri sambil masih memegang wajan. Pak Bowo, tetangga sebelah, bahkan curiga istrinya sengaja menyembunyikan sandal karena ia lupa ulang tahun pernikahan. “Saya sudah minta maaf tiga kali, tapi dia tetap diam. Eh, pas mau ke warung, sandal kanan saya hilang. Konspirasi!”
Puncaknya terjadi saat Pak RT sendiri kehilangan sandal jepit barunya. “Ini bukan sekadar kehilangan biasa. Ini... teror alas kaki!” serunya saat rapat darurat warga. Karena makin banyak korban dan suasana makin panas, akhirnya dibentuklah Tim Khusus Anti-Sandal-Hilang. Dipimpin oleh Pak Jono yang meski punya masa lalu kelam suka nyolong sandal saat ngaji dulu, kini sudah bertaubat dan ingin menebus dosa masa lalu. Bersama Pak Bejo yang membawa kamera kawinan dari tahun 2004, dan Pak Dirman yang entah kenapa selalu bawa kentongan dan senter ke mana-mana, mereka mulai patroli malam keliling kampung.
Malam pertama tak ada hasil, hanya menemukan sandal butut milik anak Pak RW yang memang sudah dibuang tapi masih disayang. Tapi malam ketiga, saat mereka melintas di dekat pohon mangga belakang rumah Bu Rumi, terdengar suara gesekan aneh. Senter dinyalakan, dan di sanalah mereka melihat sesosok kecil, berkaki empat, menyeret sesuatu ke bawah pohon. “Itu dia! Pencurinya!” teriak Pak Jono. Mereka mengejar, dan... ternyata itu Ucok, anjing kampung milik Pak Dul yang hobi keluyuran. Dan apa yang ia seret? Sebelah sandal swallow warna hijau.
Setelah diikuti, ternyata Ucok punya “sarang” di bawah pohon mangga, tempat ia tidur siang dan malam. Di situ ditemukan tumpukan sandal-sandal yang hilang: total dua belas sandal, semua sebelah, beda ukuran dan merek. Ucok ternyata bukan pencuri, ia hanya makhluk manja yang suka tidur di atas sandal warga. Mungkin baginya itu nyaman, atau mungkin ia sedang membuka toko sandal mistis versi satuan.
Akhirnya warga memaafkan Ucok, bahkan merasa terhibur. Sebagian sandal yang tak diklaim dijadikan “Museum Sandal Sebelah”, lengkap dengan papan tulisan “Warisan Ucok: Koleksi Teras-Teras Warga.” Kini Ucok jadi ikon kampung Karang Lurus. Bahkan setiap kali ada sandal hilang, warga tidak panik lagi. Mereka hanya berkata, “Tenang, pasti Ucok. Cek aja di bawah pohon.”
Namun, ketika semua mulai tenang dan damai, sebuah masalah baru muncul. Dalam dua malam berturut-turut, tiga sapu lidi warga hilang secara misterius. Pak RT sampai membuat status WhatsApp: “Jangan-jangan Ucok buka laundry dan bersih-bersih sendiri.” Warga pun bersiap... karena tampaknya petualangan Ucok belum selesai.
Tambahkan Komentar