Temanggung, Hariantemanggung.com — Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah berbantuan Kecerdasan Artifisial di Hotel Indraloka Temanggung, Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung sejak
pukul 07.00 hingga 12.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr.
Hamidulloh Ibda, M.Pd., Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU)
Temanggung, dan H. Wibowo Prasetyo, Anggota DPR RI.
Dalam paparannya bertema “Tips dan
Trik Penulisan Karya Tulis Ilmiah berbantuan Kecerdasan Artifisial”, Dr.
Hamidulloh Ibda menjelaskan strategi praktis penulisan artikel ilmiah dengan
bantuan teknologi AI atau AI for Research (AIfoR). Ia menekankan pentingnya
penggunaan AI bukan sebagai pengganti peneliti, melainkan sebagai asisten
berpikir dalam setiap tahap penelitian mulai dari penentuan tren riset,
penulisan judul, abstrak, pendahuluan, hingga analisis data dan penyusunan
simpulan.
“AI harus diposisikan sebagai mitra
intelektual. Peneliti tetap menjadi pengendali utama agar karya ilmiah tetap
beretika, orisinal, dan bernilai akademik,” ujar Dr. Ibda dalam sesi materinya.
Materi yang disampaikan mencakup
berbagai aspek penting. Pertama, pemilihan AIfoR tools seperti ChatGPT,
Scite.ai, Perplexity, Elicit, hingga ResearchRabbit. Kedua, penerapan model
Introduction, Method, Result, and Discussion (IMRAD) dalam struktur artikel
ilmiah. Ketiga, strategi parafrasa untuk menghindari deteksi AI. Keempat,
teknik analisis data berbasis AI, baik kualitatif maupun kuantitatif. Kelima,
etika akademik dalam penggunaan teknologi kecerdasan artifisial.
Iba juga menegaskan, selamanya AI
hanya jadi alat, tools, bantu drafting, dan tidak bisa menggantikan dosen dan
mahasiswa sebagai peneliti. “Yang cerdas itu penelitinya, bukan alatnya,” kata
dia.
Menurut Ibda, tips memilih AI for
research dan tools untuk penulisan dan olah data riset sangat beragam. Pertama,
pilih AI yang relevan dengan tahapan penelitian. Kedua, gunakan AIfoR yang
memiliki database akademik dan integrasi dengan sumber ilmiah terverifikasi
(elicit, Scite.ai, Connected Papers, Perplexity). Ketiga, pilih AIfoR yang
mudah diintegrasikan dengan tools akademik lain (Mendeley, Zotero, Google Docs,
dll). Keempat, pastikan keamanan dan etika penggunaan (amankan data privadi ke
AI Publik, privacy policy jelas). Kelima, gunakan AIfoR sebagai asisten
berpikir, bukan sebagai pengganti peneliti. Keenam, verifikasi ahli, halusinasi
(penghalusan naskah), review & proofreading pakar. Ketujuh, uji, revisi,
review, dan submit sendiri.
Sementara itu, H. Wibowo Prasetyo
dalam sesinya membahas tema “Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah berbantuan
Kecerdasan Artifisial”, menyoroti pentingnya menjaga integritas akademik di
tengah maraknya penggunaan AI dalam dunia riset dan publikasi ilmiah, dan
kehidupan sosial yang dipenuhi hoaks dan narasi kebencian yang diproduksi AI
melalui deepfake.
Dalam pembukaan, Dekan FITK UIN
Walisongo, Prof. Dr. Fatah Syukur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi
kepada para narasumber yang telah memberikan kontribusi besar dalam
mengembangkan literasi akademik digital di kalangan dosen dan peneliti.
“Pelatihan ini merupakan langkah nyata mendukung transformasi digital di
lingkungan pendidikan tinggi Islam,” ujarnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi
tanya jawab interaktif yang dipandu moderator, di mana para peserta berdiskusi
tentang praktik penulisan ilmiah dengan AI secara etis dan efektif.
Dengan pelatihan ini, diharapkan
para dosen, peneliti, dan mahasiswa sebanyak 195 peserta dapat menghasilkan
karya ilmiah yang berkualitas tinggi, relevan dengan perkembangan zaman, serta
tetap berpegang pada prinsip integritas akademik. (*)


Tambahkan Komentar