Pesan Gus Menteri Sosial RI Bapak Drs. Saefullah Yusuf
Dalam Pelantikan PC NU Kab.Temanggung 4 Mei 2025
Oleh: Bagus Pinuntun, S.Sos, M.M.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Temanggung
Salah satu pesan yang sangat penting dan diminta untuk terus dijaga dan dirawat oleh Drs. Saefullah Yusuf atau yang sering dikenal dengan Gus Ipul adalah "tahlilan". Disampaikan dalam bahasa yang sangat sederhana, mudah dipahami tapi konteksnya sangat dalam.
Sudut pandangnnya sangat jauh dari perdebatan yang selama ini sering kita dengar: dalilnya, bid'ah atau tidak, akan tetapi dibalik itu semua bukan hanya sekedar makna simbolik, akan tetapi lebih dalam dari itu yaitu makna hakiki kita sebagai sebuah bangsa yang harus selalu merawat rasa ke-Tuhanannya, rasa kemanusiaannya, rasa persatuannya, rasa demokrasinya dan rasa keadilannya
Beliau dengan lugas dan tanpa tedeng aling aling menyampaikan betapa wisdomnya para pendahulu penyebar agama selama agama Islam tempo dulu untuk memasuki sebuah wilayah, utamanya di tanah Jawa yang lekat dengan budaya feodalistik (jaman kerajaan diteruskan penjajahan kolonial) dimana pada saat itu sekat-sekat strata sosial masih begitu lekat dan tentu saja kondisi sosial ekonomi masyarakat yang belum maju, masih terbelakang dengan tingkat kemiskinan yang masih begitu kental, pangan masih menjadi problem utama.
Tentu bagi generasi yang lahir tahun 70an kebawah akan sangat mudah dan mengigat betapa susahnya kehidupan ekonomi saat itu. Bagaimana nilai nilai Pancasila begitu mudah oleh Gus Ipul kaitkan dengan tradisi Tahlilan, bukan asal gathuk saja, akan tetapi sangat rasional cara mengkausalitaskan dan tetap relevan jika terus dilestarikan dijaman yang terus tumbuh dan maju seperti sekarang.
Pertama, tradisi tahlilan tidak hanya sekedar menjaga, bagaimana ritual keagamaan terus di jalankan dalam sebuah perkumpulan masyarakat dengan tanpa memisahkan masyarakat alim dan bukan alim, santri/ abangan, bahkan muslim maupun non muslim, karena pakem tahlilan adalah sesuatu ajaran yang sakral di lingkungan umat Islam. Kalimat-kalimat yang di bacakan berisikan aspek penuh tentang Ketuhanan sehingga dalam pandangan Gus Ipul, nilai-nilai ke-Tuhanan lekat dalam laku tahlilan seseorang, terus dikenalkan dengan kekuatan yang Super, yaitu tentang Ketuhanan manusia berada pada titik terendah sekalipun sudah meninggal terus menerus berpengharapan mendapat doa dari yang hidup.
Tradisi ini untuk melandasi bahwa akan ada alam lain setelah alam dunia ini, sehingga kata Gus Ipul nilai nilai agama akan menjadi landasan utama dalam setiap tindakan umat manusia, seperti para pendiri NU. begitu tingginya Ilmu Agama dan Nilai keikhlasan, sehingga NU yang didirikan akan tetap terus berkembang dan lestari sampai saat ini. Jangan pernah menepuk dada tentang ke akuan kata Gus Ipul. Sekalipun kita mati, NU akan terus berdiri tegak dan berkembang karena Allah yang akan menjagannya, sekirannya nilai ini menginspirasi semua orang terlebih para pemimpin maka yang akan diperjuangkan adalah tentang nilai-nilai Ketuhanan ditengah tengah masyarakat, itulah sila pertama.
Kedua, tahlilan mengajarkan pengakuan kesetaraan hak antara si kaya dan si miskin, tahlilan memberikan ruang publik untuk saling mengunjungi satu sama lainnya, tahlilan mengajarkan kita menerima apapun yang di berikan oleh shohibul bait, inti dari ini adalah bagaimana value tentang manusia di hormati sebagai sebuah manusia tanpa memandang statusnya, latar belakangnya, yang ada hanyalah manusia sebagai sebuah manusia, itu lah inti dari manusia yang adil dan beradab.
Tahlilan memungkinkan kita saling mengunjungi satu sama lain, saling bertegur sapa saling mendoakan dan saling memberi, inilah dignity kita sebagai manusia adalah kesetaraan, inti dari sila kedua.
Ketiga, dalam sebuah masyarakat yang majemuk, baik di sektor perkotaan maupun pedesaan, mengikatkan diri kedalam sebuah ikatan kebersamaan sering di simbolkan dengan banyak hal, bisa secara kewilayahan maupun kesukuan. Dalam tradisi tahlilan kebersamaan dalam doa, dalam kegiatan dan saling memberi dan saling mendoakan bukan hanya mampu menembus ikatan kewilayahan ataupun kesukuan, akan tetapi esensi sebagai sebuah kebersamaan yang menyentuh ruang batin yang paling dasar yaitu mendoakan keselamatan bersama sama, seperti halnya piagam madinah yang selalu menjaga keselamatan bersama kota Yastrib, itulah hakikat persatauan Indonesia tanpa memandang apapun yang ada dalam wilayah itu. Artinya doa keselamatan bersama sebagai pengikat kita sebagai entitas sebuah masyarakat, disanalah nilai persatuan diwujudkan sebagaimana esensi sila ketiga Pancasila.
Keempat, tradisi tahlilan bukan di laksanakan tanpa makna akan tetapi didasarkan pada etika dan tata cara yang sudah diatur dalam norma dan adab masyarakat setempat, bukan hanya sekedar batas nilai keilmuan akan tetapi kasepuhan, ketokohan, keteladanan, telah menempatkan para pihak yang memiliki otorisasi untuk memimpin tradisi ini, itulah makna demokrasi dalam sila keempat, tidak asal bergerak akan tetapi sadar akan posisi, sadar akan tatacara dan sadar akan makna yang akan dilaksanakan.
Kelima, tradisi tahlilan telah membakukan input dan output yang sama yang tidak mengenal strata yang hadir maupun yg tidak hadir, mereka di ajarkan untuk menerima apapun pemberian dari empunya rumah sesuai kemampuan secara merata dan sama nilainnya, inilah sesunguhnya nilai nilai keadilan sesuai dengan kemampuan empunya. Adil bukan berarti sama, akan tetapi adil sesuai batas batas kemampuan pemberinya, kita tidak akan pernah membakukan apa yang boleh diberi dan apa yang tidak boleh diberikan, kesedekahan diserahkan kepada pemilik mandat sesuai kemampuan, akan tetapi memberikan doa terbaik adalah kewajiban dari orang yang diundang dan yang mengundang memberikan imbalan sedekah sesuai batas kemampuan, makna ini dalam sekali. Kepada negara yang kita cintai kita harus memberikan yang terbaik segenap jiwa dan raga kita, soal apa yang kita dapat dari negara itu bukan domain dari kita, itulah nilai keadilan yg sesungguhnya
5 pesan inilah yang di sampaikan Gus Menteri dalam pelantikan PC NU Kabupaten Temanggung agar tradisi tahlilan terus dijaga keberlangsungannya, demi merawat Indonesia yang majemuk, agar selamanya tetap tegak berdiri.
Salam PC NU Temanggung. Maju, Modern dan Maslahat.
Tambahkan Komentar