![]() |
Sumber foto : Kemenkopmk.go.id |
Oleh Joni, (Ka. PKBKP dan Dosen Pasca INISNU Temanggung), Johansyah, (Dosen Alwashliyah Takengon – Aceh Tengah)
Pendahuluan
Permasalahan yang sedang dihadapi generasi di Indonesia saat ini, khususnya terkait kualitas manusianya adalah hasil belajar siswa masih rendah, terutama dalam literasi, numerasi, dan kritis (analisa, sintesa,evaluasi) tidak berperan maksimal. Anak di daerah terpencil sulit mengakses sekolah berkualitas, apalagi guru-guru yang ada di tempat tersebut kesulitan mengembangkan kualitas diri mereka, malah banyak dari mereka yang minta untuk dipindahkan ke pusat kota, kecamatan atau dekat dengan tempat tinggal mereka.
Di sisi lain, pendidikan sudah menjadi Industri, hal ini terbukti dari mahalnya biaya pendidikan ini membuat para orang tua yang ada di desa-desa merasa kesulitan untuk melanjutkan/ menyekolahkan anak-anak mereka dan bahkan banyak putus sekolah. Menilik sisi karakter para anak-anak saat ini, dari fakta riil yang disiarkan oleh media-media akhir-akhir ini, dipandang perlu fokus perhatian yang serius dalam penanganannya. Hal ini seperti kasus perundangan, kekerasan, pelecehan seksual, dan penyalahgunaan narkoba disekolah meningkat. Dari sisi aspek teknologi, penggunaan teknologi dalam pembelajaran masih belum optimal, keterampilan dan pengetahuan digital siswa masih rendah, sehingga menimbulkan ketergantung yang tinggi dan terjadi penumpulan nalar, menimbulkan hasrat untuk malas berpikir kritis.
Selain yang tersebut di atas, maslah sosial sangat butuh perhatian khusus dan serius, yakni mengenai kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Radikalisme dan intoleransi mengancam kehancuran konsep holistik dan sosial masyarakat yang dulunya pernah terbangun dengan baik dan juga berpotensi mengancam kerukunan masyarakat.
Hal-hal tersebut di atas dapat berdampak terhadap sulitnya bersaing di dunia kerja (bisanya hanya sebagai buruh kasar) karena kualitas hidup rendah. Meningkatnya kriminalitas, pembangunan jadi terhambat. Yang sedang kita hadapi saat ini, yakni menurunnya daya saing bangsa, dan sulit mencapai tujuan pembangunan.
Berdasarkan fenomena perlunya pendekatan-pendekatan pembelajaran baik bag lembaga pendidikan formal atau informal atau nonformal dan juga bagi masyarakat yang lebih mendekatkan kepada aspek rasa, lingkungan/ alam (tempat mereka hidup) dan aspek pengalaman mereka. Aspek-aspek tersebut dapat meningkatkan kualitas kualitatif dan kuantitatif hidup mereka, jika sentuhan dan pendekatan pembelajarannya disentuh dengan pendekatan sepanjang hayat (universitas kehidupan), Seperti yang dibahas pada konsep UK7D berikut yang menggunakan pendekatan konsep Islam pendekatan Al-Qur’an.
Konsep UK7D
Konsep UK7D menawarkan konsepnya melalui pemecahan masalah berdasarkan berpikir kritis yang meliputi 7 tahap, yakni; (1) mengindentifikasi masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) mengklasifikasikan informasi, (4) mencari alternatif solusi, (5) memilih solusi terbaik, (6) melaksanakan solusi, (7) mengevaluasi hasil.
Konsep UK7D merupakan pedoman atau panduan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. UK7D dikaji dan dikonsep melalui pendekatan holistik yang memandang kehidupan sebagai sebuah universitas yang terdiri dari tujuh dimensi yang berkembang dan diintergrasikan kepada tujuh dimensi lainnya. Tujuh dimensi utama adalah sebagai panduan , petunjuk dan arahan yang mencakup Al-Qur’an Surah Alfatihah mulai dari ayat 1 sampai ayat 7 dan tujuh dimensi kedua, yakni Al-Qur’an Surah Al-Alaq dari ayat 1 sampai ayat 7.
Konsep UK7D mengajak kita para pemelajar dan masyarakat untuk belajar merasapi dari segala kehidupan, tidak hanya melihat apa yang dilihat, mendengar apa yang didengar, dan merasa apa yang dirasa saja. Tetapi lebih dalam dari itu, sesungguhnya apa yang tersirat di balik itu semua. Konsep UK7D ini mengajak kita untuk belajar dari segala aspek kehidupan, baik itu alam, sosial, agama, eksak maupun spritual dengan tidak mendikotomi atai hanya berpendangan monocentries.
Konteks UK7D
Dalam konteks pembelajaran UK7D yang bersipat pembelajaran sepanjang hayat ini lebih utama adalah dalam konteks pembelajaran hidup bersama dan menjaga alam serta lingkungan dimana kita berada, UK7D memberikan kerangka kerja yang komprehensif. Beberapa dimensi yang sangat relevan dalam konsep ini, adalah:
Dimensi Spritual
Konsep ini mengajari kita untuk menumbuhkan kesadaran akan keterhubungan kita dengan alam semesta dan semua mahluk hidup. Ini mendorong kita untuk hidup selaras dengan alam, lingkungan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan mahluk sekitarnya. Pembelajaran yang bermakna untuk menemukan representasi dari dimensi ini, kita bisa mempelajari secara mendalam tentang sifat, makna, fungsi/ manfaat, dan eksistensi pohon yang ada disekitar kita, yakni pohon sebagai simbol kehidupan.
Dimensi Sosial
Dimensi ini dalam konsep UK7D berfungsi untuk membangun hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. hal ini mencakup belajar untuk bekerja sama, berempati tidak hanya sekedar simpati. Dalam konteks lingkungan, konsep ini berarti membangun komunitas yang peduli terhadap kelestarian alam dan ingkungan sekitar. Menuntaskan masalah lingkungan sosial dengan bersama dan bergotong royong.
Dimensi Ekologis
Dalam pembahasan ini diharapkan untuk memahami tidak sekedar belajar, tetapi lebih faham tentang bagaimana sistem alam dan interaksi manusia dengan lingkungan. Hal ini melibatkan belajar tentang keanekaragaman hayati, siklus alam, dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Untuk lebih mendapatkan makna dari proses ini dapat mendalami tentang proses siklus air yang terjadi.
Dimensi Estetis
Mengembangkan apresiasi terhadap keindahan alam dan seni. Hal ini dapat mendorong manusia (kita) untuk menjaga kelestarian alam dan menciptakan lingkungan yang nyaman, damai dan indah.
Penerapan konsep UK7D dalam praktik berkehidupan
Untuk menerapkan konsep UK7D dalam pembelajaran hidup bersama dan menjaga alam, kita dapat melakukan berbagai hal, seperti;
Belajar dari alam, yakni mengamati alam, melakukan kegiatan outdoor, dan berinteraksi dengan alam langsung.
Membangun komunitas, yakni bergabung dengan kelompok atau organisasi yang peduli terhadap sosial, alam dan lingkungan sekitar.
Menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, yakni mengurangi, menggunakan kembali, dan mengolah kembali benda-benda yang akan mengotori alam dan lingkungan sosial masyarakat.
Menumbuhkan kesadaran, yakni melalui pendidikan, sosialisasi dan kampanye lingkungan.
Simpulan
Konsep UK7D ini menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk pembelajaran sepanjang hayat dan untuk menjadikan kualitas hidup lebih bermakna. Di sisi lain, yang tidak kalah pentingnya adalah konsep UK7D ini juga digunakan untuk metodo (QS: Alfatihah, 1-7) dan metode (QS: Al-Alaq, 1-7). Konsep UK7D ini efektif diaktualisasikan dalam menjalankan proses pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dan di masyarakat untuk pembelajaran hidup bersama serta menjaga alam dan lingkungan. Dengan memahami dan menerapkan konsep ini, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik, lebih terarah dan lebih mengedepankan tindakan preventif bagi diri sendiri, masyarakat dan umumnya untuk planet bumi ini. Sehingga, tercipta dan terbangunlah kedamian, keharmonisasian, dan kenyaman hidup bersama atau hidup yang berkah.
Tambahkan Komentar