Temanggung, Hariantemanggung.com - Taman Kanak-Kanak (TK) Cut Nyak Dien Sibajag, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, berinovasi dalam memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak sejak dini. Beragam permainan yang mulai tergerus perkembangan zaman, seperti dakon, bola bekel, hingga lagu-lagu Jawa tradisional seperti Gundul-Gundul Pacul dan Cublek-Cublek Suweng, diperkenalkan kepada para siswa melalui kegiatan bertajuk "Dolanan Tradisional." Sebelum bermain, anak-anak diajak berolahraga bersama, menciptakan suasana ceria di dalam kelas.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (21/9/2024) dan dihadiri tidak hanya oleh siswa, tetapi juga para orang tua yang turut diajari tata cara bermain permainan tradisional tersebut. Tujuannya, agar para orang tua dapat mendampingi anak-anak mereka bermain di rumah. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan program dari Kurikulum Merdeka Belajar. Selain melestarikan budaya, acara ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget.
Menurut Kepala Sekolah TK Cut Nyak Dien, Widyawati, gagasan untuk mengenalkan permainan tradisional ini bermula dari keprihatinan pihak sekolah dan ide Mahasiswa PPL Inisnu Temanggung yang melihat semakin banyaknya anak usia dini yang kecanduan bermain gadget, berdasarkan masukan dari para orang tua murid.
“Kami merasa prihatin melihat kondisi saat ini, di mana gadget menjadi persoalan utama bagi anak-anak dan orang tua. Oleh karena itu, kami memberanikan diri menggelar pentas hasil pembelajaran merdeka belajar dengan tema permainan tradisional atau dolanan, atas gagasan dari Mahasiswa PPL Inisnu Temanggung," ujar Widyawati.
Widyawati juga menambahkan bahwa permainan tradisional memiliki nilai-nilai filosofi yang mendalam. Unsur kerjasama, gotong royong, kesabaran, semangat, hingga kemampuan fokus yang terkandung di dalamnya sangat bermanfaat bagi perkembangan anak-anak. “Kami berusaha mengeksplorasi lebih dalam filosofi yang ada dalam permainan tradisional, kemudian kami praktekkan kepada anak-anak,” imbuhnya.
Hasilnya, anak-anak antusias dan tertarik dengan permainan tradisional tersebut, sehingga waktu bermain gadget dapat berkurang. Selain memberikan hiburan, permainan tradisional juga mengajarkan nilai-nilai yang positif seperti kerja sama dan konsentrasi. "Kami berharap melalui kegiatan ini, kegembiraan yang terkandung dalam dolanan dapat mengimbangi ketertarikan anak-anak pada gadget. Semoga ikhtiar ini memberikan manfaat bagi anak-anak dan orang tua, sekaligus melestarikan budaya leluhur kita," tambah Widyawati.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari para orang tua murid. Salah satu wali murid, Rahayu, mengungkapkan bahwa permainan tradisional tidak hanya mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget, tetapi juga melatih keterampilan sosial, kerjasama, motorik, dan konsentrasi mereka. "Sangat membantu mengurangi dampak negatif gadget pada anak-anak. Mereka juga lebih terlatih dalam kerjasama dan motorik mereka," ujar Rahayu.
Pihak sekolah berencana untuk terus mengadakan kegiatan serupa secara rutin. Selain memberikan dampak positif bagi anak-anak dan orang tua, kegiatan ini diharapkan dapat menjaga kelestarian permainan tradisional di tengah derasnya arus perkembangan teknologi.
Tambahkan Komentar