Purworejo, Hariantemanggung.com - Ziarah wali merupakan bagian dari agenda Hari Lahir (Harlah) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo dari tahun ke tahun. Dalam kegiatan ziarah tahun ini ada 49 wali yang telah diziarahi oleh rombongan Ziarah Wali ke berbagai titik di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura bersama Keluarga Besar STAINU Purworejo yang terdiri dari dosen, tendik, mahasiswa, alumni hingga stakeholders.

Tujuan kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur serta memohon restu pada pendahulu terutama pendiri STAINU dan pendiri NU untuk kemajuan STAINU Purworejo ke depannya.

Dari 49 wali yang diziarahi, STAINU Purworejo menziarahi beberapa wali dan Muasis STAINU Purworejo (dulu PTII) di wilayah Purworejo seperti KH.R. Imam Puro, KH. Zarkasyi, KH. Shiddiq Zarkasyi, KH. Nawawi Shiddiq dan para wali lainnya pada 1 Maret 2023.

Kemudian pada tanggal 11-12 Maret 2023 dilanjutkan ziarah ke para wali di Jawa Timur seperti Syekh Ibrahim Asmaraqondi, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Ampel, Para Wali di kompleks pemakaman Islam era Majapahit di Troloyo Mojokerto yang salah satunya terdapat makam Sayyid Jumadil Kubro. Selain itu, rombongan Ziarah juga ke makam Syaikhona Kholil Bangkalan Madura dan terakhir ke Pendiri NU seperti KH. M. Hasyim Asy'ari, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang.

Ketua STAINU Purworejo Mahmud Nasir, S.Fil.I., M.Hum. mengatakan bahwa, ziarah wali dilakukan untuk menghormati para leluhur yang telah sangat berjasa bagi pendirian sekaligus perkembangan  STAINU Purworejo, NU dan bangsa Indonesia.

Selain itu, ziarah yang digelar masih termasuk dalam rangkaian Harlah ini dilakukan guna menumbuhkan jiwa spiritualisme seluruh warga STAINU Purworejo. Di antara jiwa spiritualisme yang perlu dimiliki oleh warga STAINU Purworejo adalah bahwa semua yg kita miliki ini pada akhirnya sirna.

"Nama-nama besar yang kita ziarahi ini, bukan kita kenal karena kedudukannya tapi lebih pada karena tinggalan kebaikannya," ucapnya

Mahmud Nasir, S.Fil.I., M.Hum. juga menuturkan bahwa, yang abadi adalah kebaikan yang kita sempat perbuat. Maka, dalam bekerja di STAINU Purworejo ini janganlah kita mengejar dengan segala cara sesuatu yang pasti akan tinggalkan. Kejarlah sesuatu yang abadi yaitu kebaikan-kebaikan.

"Mengejar kebaikan itu dalam posisi apapun kita, kita bisa melakukannya. Jika kita seorang satpam kita bisa melakukan kebaikan. Jika seorang dosen, kita bisa melakukan kebaikan. Jika kita seorang karyawan, kita pun bisa mengejar kebaikan. Kebaikan itulah yang akan abadi, bukan kedudukan kita di STAINU Purworejo ini," tuturnya. (htm/Adul Aziz)

Bagikan :

Tambahkan Komentar