Oleh Rimatul Ulya

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam INISNU Temanggung


Mahasiswa merupakan salah satu orang yang beruntung bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, terkadang masih banyak orang di luar sana yang ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak bisa. Namun ada kalanya mahasiswa merasakan bosan dan ditambah dengan tugas kuliah yang amat banyak, faktor tersebut membuat mahasiswa berpikiran yang tidak-tidak. Salah satunya yaitu berpikiran “Ah capek kuliah, nikah aja”. Pasti banyak banget yang sering berpikiran seperti itu kan, entah hal tesebut terucap waktu mahasiswa sedang mengerjakan tugas sampai di caption sosial media.

Apakah kalian yakin setelah menikah beban kalian akan mengilang begitu saja? Lalu yang ada hanya kehidupan romansa suami istri? Kalau yang berfikiran demikian artinya kalian malah sama sekali belum siap untuk menikah. Karena pada dasarnya seseorang yang siap menikah yaitu seseorang yang sudah berfikiran maju ke depan, entah itu dalam keadaan susah tidak dengan senangnya saja.

Di dalam sebuah keluarga pasti ada saatnya tertimpa sebuah masalah. Dan masalah tersebut hanya bisa diselesaikan dengan pemikiran dewasa. Umur yang dewasa belum tentu dewasa pula pemikirannya. Apalagi seorang mahasiswa yang kebanyakan umurnya masih dua puluhan. Pada umur dua puluhan bahkan yang kurang dari umur tersebut masih banyak yang terbilang labil dan kebanyakan masih belum bisa mengontrol emosinya. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa harus bisa berfikiran maju dan hilangkan sifat terlalu terburu-buru. Apalagi berfikiran untuk menikah akibat tugas kuliah yang amat banyak.

Pasti banyak juga yang berfikir mengenai solusi terbaik dari permasalahan menumpuknya tugas kuliah yakni dengan menikah. Yah pemikiran tersebut salah besar lho. Malahan pada saat sudah menikah beban tanggung jawab kalian akan lebih besar daripada sebelumnya. Entah itu baban dalam mengurus suami, mengurus rumah tangga, menggurus orang tua suami dan orang tua istri, perhitungan dalam keuangan rumah tangga, bahkan kalau sudah mempunyai anak pasti beban akan bertambah banyak. 

Apalagi kalau kalian memutuskan untuk menikah sambil kuliah, beban yang dipikul pun akan berkali lipat tambah besar. Bayangkan saja jika menulis skripsi sambil mengendong anak, bukannya tulisan kita selesai tetapi yang ada malah kita akan disibukkan dengan mengurus anak yang rewel dan sebagainnya.

Perlu diketahui, menikah itu harus dilakukan dalam keadaan siap bukan hanya karena capek akan kegiatan keseharian ataupun tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Menikah itu merupakan penyatuan dua insan menjadi satu, dua pemikiran yang harus dijadikan satu, serta dua keluarga menjadi satu. Karena setelah kita berumah tangga banyak kebiasaan yang berubah, misalkan wanita sebelum menikah di pagi hari selalu bersantai, nah setelah menikah pagi hari wanita berubah jadi kesibukan mengurus rumah, mengurus suami, memasak, dan lain sebagainya.

Kalau kita belum siap dalam semua hal tersebut mendingan jangan menikah dulu. Pikiran semua tindakan kita dengan pikiran yang matang dan hati yang dingin. Jalani saja keseharian kita dengan senang hati dan hadapilah tugas-tugas yang memumpuk, bukannya malah kabur dengan menikah. 

Menjadi mahasiswa itu harus siap susah dan senang pada kemudian hari. Dan kalau kalian tau tugas-tugas tersebut menjadikan kita tambah cerdas dan kuat lagi untuk menghadapi hari esok. Serta selesaikan kuliah sampai wisuda, karena momen langka tersebut akan dikenang sepanjang hayat.


Bagikan :

Tambahkan Komentar