Purworejo, Hariantemanggung.com - Prodi PIAUD STAINU Purworejo kembali menggelar Webinar Nasional bertajuk Penguatan Peran Keluarga dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Webinar ini menghadirkan empat narasumber yakni Dyah Mahesti Wijayani (Fasilitator Pendidikan Keluarga Kemendikbud), Dr.Sigit Purnawa, M.Pd (Ketua PPS PIAUD Indonesia), Sukmo Widi Harwanto, SH., MM (Kepala Dikdinpora Purworejo), dan Nurjanah, S.Sos.I., M.Pd. (Kaprodi PIAUD STAINU Purworejo).

Menurut Mahmud Nasir , S.Fil., M.Hum sebagai Ketua STAINU Purworejo, keluarga sebagai salah satu trisentra pendidikan memiliki peran vital dalam menyukseskan pembelajaran daring di pandemi covid-19 ini. Keluarga merupakan tempat dimana pendidikan informal anak peroleh, tempat bersosialisasi, berlatih bahasa, dan tempat membentuk kepribadian anak.

“Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk berkomunikasi, sosialisasi dengan manusia lain, dan tempat dimana anak dibentuk sikap dan kepribadiannya. Keluarga menjadi salah satu trisentra dalam pendidikan sehingga di masa pandemi ini memiliki peran vital keberhasilan proses pembelajaran daring,” bebernya.

Mahmud Nasir sangat mengapresiasi adanya webinar penguatan keluarga sebagai langkah preventif untuk mendukung proses pembelajaran daring.

“Krisis pandemi ini melahirkan langkah preventif untuk mendukung produktivitas di rumah terutama kebijakan pemerintah untuk melaksanakan pembelajarn daring. Pendidikan jarak jauh menggunakan berbagai media komunikasi yang diatur dalam permendikbud jelas bahwa sangat sesuai dengan tema webinar kali ini,” paparnya.

Dalam kesempatan sebagai narasumber, Sukmo Widi Harwanto, SH., MM menjelaskan bahwa meskipun program pembelajaran daring telah digalakkan di seluruh Indonesia, namun keadaan ini kurang mendukung jika dilakukan di Purworejo. Pembelajaran daring mungkin bisa sukses dilakukan di perkotaan, namun di Kabupaten Purworejo sendiri masih banyak yang tidak memiliki gawai dan jaringan internet yang stabil.

“Daring merupakan hal yang merepotkan. Tidak semua wilayah di Kabupaten Purworejo dapat melakukan daring. Hal ini karena tidak semua siswa memiliki gawai dan jaringan yang stabil. Solusi yang kami tawarkan adalah guru mengunjungi siswa ke rumah meskipun membutuhkan energi dan biaya yang tidak sedikit. Mereka memastikan apakah materi yang mereka sampaikan dapat diterima oleh siswa,” bebernya.         

Sementara itu, Dr.Sigit Purnawa, M.Pd juga menyampaikan bahwa pandemi ini menjadikan keluarga, masyarakat, dan sekolah bersatu padu agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

“Inilah momentum pendidikan menjadi tanggungjawab keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dan ini menjadi tanggungjawab bersama. Penguatan peran keluarga dapat dilakukan dengan cara mengajak anak melakukan aktivitas harian bersama, menyusun jadwal belajar, bermain, dan berkegiatan dengan anak, belajar di alam, berlajar lewat buku, youtube, dan medsos lain dengan pengawasan, dan memberikan kegiatan yang kreatif sesuai dengan model pembelajaran terbaru.

Dalam kesempatannya sebagai narasumber, Dyah Mahesti Wijayani menyatakan bahwa peran keluarga di masa pandemi covid-19 tentu lebih berarti bagi anak karena keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Namun kebanyakan keluarga merasa stress ketika anak berlama-lama belajar di rumah. Banyak orangtua yang mengeluh selama proses belajar daring. Oleh karena itu orangtua harus menyadari ada lima peran mereka selama proses daring.

“Ada lima peran keluarga di masa pandemi ini yakni pembimbing, penjaga, pendidik, pengembang, dan pengawas. Keluarga harus melakukan pengasuhan positif, membangun komunikasi efektif dengan memberikan ucapan yang membahagiakan, dan disiplin yang konsisten. Ketiga hal ini harus disesuaikan dengan usia dan karaktetistik anak,“ beber dia.

Sementara itu, Kaprodi PIAUD STAINU Purworejo Nurjannah, M.Pd.I menjelaskan bahwa peran keluarga terhadap pendidikan anak sudah ada hukumnya dalam Al-Quran.

“Dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa pendidikan harus dilakukan dengan kasih sayang dan keteladanan dari orangtua. Ketika belajar daring, maka orangtualah yang berperan sebagai guru maupun konselor bagi anak,” katanya. (htm44/Nurul Arifiyanti).
Bagikan :

Tambahkan Komentar