Oleh : Triasih
STAINU Temanggung
Era distrubsi merupakan era perubahan besar yang
mencakup seluruh aspek kehidupan. Tanpa kita sadari, kita sudah masuk ke
dalamnya. Sebuah kenyataan yang tak
terelakkan, bahwa generasi penerus bangsa ini menjadi sasaran empuk bagi
kemajuan teknologi, baik insan dewasa maupun anak usia dini. Pada era ini, kita
sebagai manusia sebenarnya sadar tetapi tidak berusaha bangun dari tidur. Kita
tertidur dan merem terhadap dampak negatif era distrubsi saat ini. Semuanya ikut terlelap dalam kediaman dan keasyikan orang
yang ada di sekitar kita. Akankah semua akan tetap diam?
Anak adalah unik, bukan karena bentuknya yang kecil
tetapi dalam diri setiap anak terdapat keunggulan yang berbeda-beda. Masa anak
menjadi masa emas, kenapa? Karena apa yang dialami anak akan menentukan pada fase selanjutnya.
Meskipun demikian, anak juga perlu bimbingan arahan dan juga motivasi agar mampu menjadi lebih baik. Golden ages,
merupakan masa yang mampu menentukan masa depan si anak. Anak bisa mandiri dan
selalu bereksperimen serta penuh inovasi, ketika kita memberikan kebebasan
terhadapnya.
Pelaku era distrubsi beraninya hanya di belakang
layar, yang menjadi sorotan hanya akibat dari pelaku tersebut. Perkembangan dan
kemajuan zaman yang begitu menyeluruh pada semua aspek kehidupan, akan membuat
insan yang menghadapinya terjerumus di dalamnya. Semua itu hanya bisa kita
cegah dari dalam diri kita sendiri. Lingkungan kecil yang ada di sekitar kita
dan orang –orang tercinta kita.
Sadar tidak sadar kita akan tetap menghadapinya,
tergantung sikap kita bagaimana menghadapinya. Dan terus berusaha mengikuti
alur jalannnya perkembangan dan perubahan ini. Insan masa kini tak akan lepas dari kemajuan
teknologi , akan tetapi kita harus bisa menyikapinya dengan memakai sebaik
mungkin tanpa harus kita terjerumus di dalamnya.
Dunia langit yang hanya lewat sistem semuanya mampu
menyelesaikan masalah dengan instan. Semua itu membuat kita semakin kurang
dalam hubungan sosial emosional baik itu di tingkat keluarga, maupun di
tengah-tengah masyarakat.
Saatnya kita kembali ke habitat yang semestinya murni
dari era distrubsi. Yang tak mungkin ada
tetapi harus ada di perkembangan zaman saat ini. Dengan jari-jari semua bisa
ada digenggaman tangan tanpa butuh waktu panjang untuk menggapainya. Setidaknya
kita sadar akan hal itu, agar insan dan anak usia dini di negeri ini mampu
menyikapi dengan sebaik-baiknya. Terutama dalam menempatkan posisi dimana kita
harus menggunakannya atau tidak.
Insan maupun anak-anak, menjadi sasaran yang empuk.
Anak-anak masa kini lebih canggih menggunakan yang namanya gadget, daripada
bermain di luar, permainan engkling, bal-balan, gobak sodor semua itu tinggal
nama. Anak-anak lebih asyik bermain di dalam rumah. Asyik dengan apa yang ada
digenggamannya. Terkadang sangat tidak wajar, sehingga mereka terlelap dan
terhipnotis oleh yang namanya gadget.
Sebagai pendidik pun semua harus waspada dengan
akibat yang akan dialami untuk masa depannya. Baik itu pendidik di lingkungan
keluarga maupun pendidik di lingkungan sekolah. Semua harus berintegrasi agar
dapat kita tangani tanpa meninggalkan perkembangan teknologi. Kita mau makan,
jari-jari yang bergerak semua dapat tersedia.
Dan tersajikan. Mau menginap di hotel, dengan
jari-jari pun kita bisa memilih mau seperti apa fasilitas yang kita inginkan. Dengan jari-jari pula kita
akan asyik, bahkan kita tidak menghiraukan dengan yang ada disekitar kita.
Asyik dengan dunia kita, egois yang akan tertanam dalam anak-anak negeri ini
bila semua itu tak bisa di cegah.
Kita membutuhkan dan juga memerlukan, namun kita
harus sadar, jangan sampai ketergantungan dengan yang namanya alat-alat
teknologi tersebut. Sehingga membuat hubungan sosial emosinal kita menjadi
egois dan tidak mempedulikan dengan keadaan yang ada di sekitar kita. Mulai
sekarang kita sadar gadget, dan era distrubsi masa kini.
Tambahkan Komentar