Semarang, Hariantemanggung.com - Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada hari Kamis (28/2/2019) telah meluncurkan pendidikan vokasi industri tahap ke dua di Jateng.
Pengusaha Wisnu Suhardono mengaku senang dengan adanya peresmian kembali pendidikan vokasi di Jateng karena sangat sesuai kebutuhan dunia industri sekarang yang membutuhkan tenaga terampil siap bekerja.
"Selain itu tadi juga ada MoU antara beberapa perusahaan dengan SMK di Jateng DIY, serta penyerahan bantuan mesin dan sebagainya dari perusahaan ke SMK," terangnya Kamis (28/2/2019)
Menurut Wisnu yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Jateng itu siap menampung para tenaga kerja lulusan SMK ke sejumlah sektor usaha industri miliknya.
Dikatakannya, ide Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto sangat mengakomodir kepentingan pengusaha seperti dirinya dan memberikan peluang kepada para lulusan SMK terlebih memasuki era industri 4.0.
"Jadi ada link and match antara industri denganSMK sangat membantu siswa SMK mendapat pekerjaan. Sekarang yang harus sama-sama didorong ialah bagaimana kurikulum di SMK sesuai kebutuhan industri," katanya
Wisnu Suhardono yang juga tercatat sebagai sahabat vokasi itu menyebutkan sedang konsen untuk pengembangan kawasan industri, dan ke depan pabrik-pabrik dipastikan mengikuti kurikulum agar antara SMK serta dunia pabrikan ada titik temu.
Ia menambahkan termasuk yang menjadi perhatian dirinya ialah bagaimana para penyandamg disabilitas dapat diterima bekerja pada suatu perusahaan atau pabrik.
"Adanya peluncuran pendidikan vokasi industri SMK nantinya diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja Indonesia," ujarnya
Peluncuran sendiri berlangsung di PT Delta Dunia Sandang Tekstil, Kamis (28/2/2019) dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sejumlah pejabat kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, anggota dewan dan Bupati Demak, M. Natsir.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah sedang melakukan penyesuaian kurikulum pendidikan vokasional harapannya terjadi banyak jalinan perjanjian antara dunia industri dengan pendidikan.
Saat ini kata dia, tercatat ada 585 perjanjian antara 116 perusahaan dengan 391 SMK pada tahun 2018 dan 2340 SMK dengan 861 perusahaan dengan total 4293 perjanjian. Bahkan tahun 2019 ada 2685 SMK dibina oleh perusahaan industri di tingkat nasional.
"Kerjasama ini sesuai arahan Presiden untuk mencetak 1 juta lulusan SMK yang dikombinasikan pelatihan 3 in 1, mereka dilatih, sertifikasi dan dapat pekerjaan,"ungkapnya
Total ada 4 sektor industri yang saat ini tengah digarap, dari makanan minuman, kimia, tekstil hingga sektor otomotif. Dan terdapat 34 program studi yang terus digenjot. Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan keterlibatan kaum difabel untuk mengikuti pelatihan.
"Ada 400 difabel yang sudah kita latih. Rencana 72 ribu akan kita latih dan difabel masuk di dalamnya,"pungkasnya. (htm44/haris).
Pengusaha Wisnu Suhardono mengaku senang dengan adanya peresmian kembali pendidikan vokasi di Jateng karena sangat sesuai kebutuhan dunia industri sekarang yang membutuhkan tenaga terampil siap bekerja.
"Selain itu tadi juga ada MoU antara beberapa perusahaan dengan SMK di Jateng DIY, serta penyerahan bantuan mesin dan sebagainya dari perusahaan ke SMK," terangnya Kamis (28/2/2019)
Menurut Wisnu yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Jateng itu siap menampung para tenaga kerja lulusan SMK ke sejumlah sektor usaha industri miliknya.
Dikatakannya, ide Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto sangat mengakomodir kepentingan pengusaha seperti dirinya dan memberikan peluang kepada para lulusan SMK terlebih memasuki era industri 4.0.
"Jadi ada link and match antara industri denganSMK sangat membantu siswa SMK mendapat pekerjaan. Sekarang yang harus sama-sama didorong ialah bagaimana kurikulum di SMK sesuai kebutuhan industri," katanya
Wisnu Suhardono yang juga tercatat sebagai sahabat vokasi itu menyebutkan sedang konsen untuk pengembangan kawasan industri, dan ke depan pabrik-pabrik dipastikan mengikuti kurikulum agar antara SMK serta dunia pabrikan ada titik temu.
Ia menambahkan termasuk yang menjadi perhatian dirinya ialah bagaimana para penyandamg disabilitas dapat diterima bekerja pada suatu perusahaan atau pabrik.
"Adanya peluncuran pendidikan vokasi industri SMK nantinya diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja Indonesia," ujarnya
Peluncuran sendiri berlangsung di PT Delta Dunia Sandang Tekstil, Kamis (28/2/2019) dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sejumlah pejabat kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, anggota dewan dan Bupati Demak, M. Natsir.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah sedang melakukan penyesuaian kurikulum pendidikan vokasional harapannya terjadi banyak jalinan perjanjian antara dunia industri dengan pendidikan.
Saat ini kata dia, tercatat ada 585 perjanjian antara 116 perusahaan dengan 391 SMK pada tahun 2018 dan 2340 SMK dengan 861 perusahaan dengan total 4293 perjanjian. Bahkan tahun 2019 ada 2685 SMK dibina oleh perusahaan industri di tingkat nasional.
"Kerjasama ini sesuai arahan Presiden untuk mencetak 1 juta lulusan SMK yang dikombinasikan pelatihan 3 in 1, mereka dilatih, sertifikasi dan dapat pekerjaan,"ungkapnya
Total ada 4 sektor industri yang saat ini tengah digarap, dari makanan minuman, kimia, tekstil hingga sektor otomotif. Dan terdapat 34 program studi yang terus digenjot. Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan keterlibatan kaum difabel untuk mengikuti pelatihan.
"Ada 400 difabel yang sudah kita latih. Rencana 72 ribu akan kita latih dan difabel masuk di dalamnya,"pungkasnya. (htm44/haris).
Tambahkan Komentar