Ilustrasi: Suasana Pasar Papringan. (dok-hariantemanggung.com)
Hariantemanggung.com - Keunikan Pasar Papringan di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sudah banyak diketahui orang. Informasi yang tersebar di ranah maya sudah meluas, dan pasar itu dikunjungi ribuan orang setiap buka.

Keberhasilan Pasar Papringan itu menimbulkan ide bagi Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq untuk menyebarkan ke desa-desa lain di wilayahnya. "Saya ingin mengambil pelajaran dari Pasar Papringan ini dengan mengembangkan di desa-desa lain di Temanggung," papar dia di Temanggung, Ahad (25/11/2018).

Pasar Papringan menjual berbagai makanan tradisional yang disajikan secara unik di sebuah kebun bambu yang berada di tengah kampung. Pasar yang selalu dikunjungi ribuan orang ini hanya buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon. "Pasar Papringan ini khas Temanggung, merek ini punya Temanggung yang sekarang banyak ditiru orang di mana-mana."

Khadziq menilai hal itu bagus karena menginspirasi orang untuk meniru Pasar Papringan. Dia berharap hal-hal yang bersifat pemberdayaan masyarakat ini terus ditularkan ke desa-desa lainnya. Ia menuturkan pengembangan di desa lain tidak harus sama dengan Pasar Papringan, tetapi skemanya saja yang sama.

"Intinya kita ingin membuat desa-desa itu mandiri, tidak lagi tergantung perkotaan," katanya. Ia mengatakan kalau sayuran itu bisa ditanam di desa kenapa harus beli sayur dari pasar di kota. Menurut dia desa bisa mandiri, caranya dengan pengembangan seni dan budaya menjadi pendukung pariwisata.


"Bagaimana agar kesenian tradisional itu bisa mendatangkan uang bagi masyarakat desa. Kami sedang merencanakan membuat klinik event. Tujuannya mengajari masyarakat membuat event yang komersial tanpa meninggalkan kekhasan budaya lokalnya," katanya.

Untuk kepentingan itu bupati akan minta asistensi dan bantuan dari Badan Ekonomi Kreatif guna  mengembangkan manajemen seni pertunjukan di desa. (Htm44/Antara/tempo).

Bagikan :

Tambahkan Komentar