Pemuda Kelurahan Mungseng yang memanfaatkan sampah |
Diakui atau tidak, pada zaman modern ini banyak sekali timbul permasalahan-permasalahan di masyarakat kita, khususnya menjaga lingkungan sekitar. Persoalan sampah menjadi momok yang sangat menakutkan karena jumlah sampah semakin bertambah tahun demi tahun dan kuata tempat sama tenaga penggurus sampah yang minim sekali.
Di Kelurahan Mungseng, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung sendiri permasalahan sampah sudah terasa. Atas kondisi itu, Forum Remaja Rt 3 Rw 4 (Foretza) Kelurahan Mungseng, Temanggung peduli dengan sampah.
Pada tahun 2015 saja, FORETZA membuat program bank sampah, dan program ini berjalan sampai sekarang. Saat ditemui di rumah, selaku perwakilan pemuda dan juge seksi bank sampah Foretza Ariwahid Subekti menggatakan bahwa yang melatar belakanggi program ini muncul, karena keresahan pemuda yang kegiatannya itu monoton cuma mengadakan acara untuk bersenang-senang dan maen.
"Tapi pada saat kumpul pemuda bulanan ada salah satu pemuda yang mengusulkan kegiatan baru yang bermanfaat dan rutin dan jadilah program bank sampah," kata dia.
Dalam program ini, menurut dia, kendala yang dihadapi adalah kebiasaan warga yang masih mencampur-campurkan sanpah onorganik. "Dan perlu diadakan sosialisasi lebih lanjut untuk mengajarkan warga untuk memisah-misahkan sampah," beber dia.
Untuk mekanisme pengumpulan sampah itu sendiri, kata dia, setiap rumah diberi karung untuk menampung sampah, dan pemuda setiap dua minggu sekali datang untuk mengambil sampah. "Setelah dikumpulkan pemusa menyortir sampah dan setelah itu disimpan digudang. Untuk satu bulan sekali pengepul datang untui membeli sampah tersebut," lanjut dia.
Untuk kelanjutan program ini, menurut dia, harapan pemuda adalah program ini bisa berlanjut dan berkembang. "Tidak hanya berhenti di bank sampah saja. Misal bisa membuat pengolahan sampah organik. Dan daur ulang kertas, dan sampah-sampah onorganik bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna untuk kerajinan dan mempunyai nilai ekonomi, tapi kendalanya tempat dan tidak ada kepelatihan kerajinan tersebut," tandas dia.
Sementara tanggapan warga setempat tentang program ini adalah kebanyakan mendukung. Tapi ada juga yang tidak ikut serta mengumpulkan sampah. Alasanya karena ribet dan belum merasakan manfaatnya.
Sementara itu tokoh masyarakat dan juga ketua RT setempat, Marsono, berpendapat tentang program bank sampah ini sangat setuju dan mendukung sekali karena itu bentuk terhasap kecintaan terhadap lingkungan, dan menjadikan kehiatan pemuda sangat positif sekali. "Dan mudah- mudahan ada bantuan dari Dinas terkait untuk membantu melaksanakan program lanjutan bank sampah ini," ujar dia. (htm50/Abdullah Al Aziz).
Tambahkan Komentar