Hariantemanggung.com - Layanan kesehatan di DKI Jakarta masih terdapat banyak masalah. Antrian panjang pasien BPJS banyak dijumpai di rumah sakit. Sebelumnya pun pasien BPJS itu dihadapkan persoalan mengurus rujukan. Layanan dokter yang mengunjungi warga juga belum menjangkau semuanya.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio memandang perlu transformasi layanan kesehatan di DKI Jakarta ke digital.

“Warga DKI Jakarta sudah mendapat layanan kesehatan melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS) ataupun BPJS. Hal ini perlu dilanjutkan dengan digitalisasi,” kata Agus dalam keterangannya yang diterima Media (26/3/2018).

Sementara itu, Tim AJS yang dihubungi pada kesempatan lain, mengatakan sedang intensif menggodok AJS Tahap I bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta dan Jakarta Smart City (JSC). Dinkes Provinsi DKI Jakarta menyiapkan data kesehatan dan sistem yang sudah ada. Sedangkan JSC menyiapkan kelayakan AJS secara teknis.

“Kami sedang mengumpulkan semua data yang diperlukan. Insyaallah pihak-pihak terkait dengan AJS ini dapat bekerjasama,” kata wakil Tim AJS, Budi Setyanto.

Ia pun mengatakan AJS akan mengoptimalkan layanan kesehatan di DKI Jakarta yang selama ini masyarakat belum merasakan program-program dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta.

“AJS tidak meniadakan sistem-sistem yang sudah ada. AJS melakukan connecting dan bridging sistem. Sumber daya yang dimiliki Dinkes pun dioptimalkan. Dan transparansi dari setiap program Dinkes juga menjadi auditable,” paparnya.(htm44/hms).
Bagikan :

Tambahkan Komentar