Temanggung, Hariantemanggung.com - Tampak dari kejauhan raut muka yang menyisakan kepenatan setelah empat hari berjibaku dengan padatnya perlombaan. Lomba penggalang kali ini memang agak lama jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Perlombaan dimulai dari hari Rabu hingga Sabtu (2-6/11/2017) dan dengan cabang yang lebih banyak.
Ia adalah Muhammad Adib, kepala MI Mambaul Huda yang juga merupakan almunus STAINU Temanggung tahun 2002. Namun demikian rasa capek yang luar biasa dapat terobati dengan digondolnya gelar juara umum dalam perlombaan tersebut. “ Keberhasilan ini patut untuk disyukuri karena tanpa campur tangan tuhan kami bukan apa-apa”, ungkapnya merendah.
Tak lantas berbangga hati, program dan tantangan ke depan lebih berat lagi karena kami harus mewakili nama temanggung dalam acara yang sama. Maka dari itu kiranya tak bisa berleha-leha untuk menyiapkan yang lebih matang lagi.
“Meski kami juara tapi bukan berarti tanpa kekurangan. Perlu ada evaluasi dan pembenahan lanjutan sehingga tugas kami selanjutnya bisa membawa nama harum Kabupaten Temanggung di kancah yang lebih tinggi”, lanjutnya.
Untuk itu dia selalu berharap kritikan dan masukan serta doa restunya dari semua pihak khususnya masyarakat temanggung demi prestasi yang lebih baik lagi.
Bangga dengan prestasi
Sementara di tempat terpisah, Muhtar Hadi Purnomo salah satu wali murid peserta jambore mengatakan bahwa ia bisa merasakan aroma kebanggaan tersendiri dalam diri anaknya.
“Capek memang, tapi rasa capeknya terobati dengan prestasi yang gemilang”, ujar ketua HIPMI Temanggung ini dan juga partnership instalasi komputer STAINU Temanggung.
Dia berharap bahwa ilmu tentang kepramukaan yang di dapat bisa menjadi spirit untuk memperbaiki mental dan moral semua pelaku dalam kepramukaan.
“Bukan hanya juara yang kami inginkan, namun lebih dari itu jiwa dan spirit pramuka bisa mendarah daging sehingga nantinya bisa membuat indonesia jauh lebih baik dari hari ini’, pungkasnya. (Htm11/Khmm).
Ia adalah Muhammad Adib, kepala MI Mambaul Huda yang juga merupakan almunus STAINU Temanggung tahun 2002. Namun demikian rasa capek yang luar biasa dapat terobati dengan digondolnya gelar juara umum dalam perlombaan tersebut. “ Keberhasilan ini patut untuk disyukuri karena tanpa campur tangan tuhan kami bukan apa-apa”, ungkapnya merendah.
Tak lantas berbangga hati, program dan tantangan ke depan lebih berat lagi karena kami harus mewakili nama temanggung dalam acara yang sama. Maka dari itu kiranya tak bisa berleha-leha untuk menyiapkan yang lebih matang lagi.
“Meski kami juara tapi bukan berarti tanpa kekurangan. Perlu ada evaluasi dan pembenahan lanjutan sehingga tugas kami selanjutnya bisa membawa nama harum Kabupaten Temanggung di kancah yang lebih tinggi”, lanjutnya.
Untuk itu dia selalu berharap kritikan dan masukan serta doa restunya dari semua pihak khususnya masyarakat temanggung demi prestasi yang lebih baik lagi.
Bangga dengan prestasi
Sementara di tempat terpisah, Muhtar Hadi Purnomo salah satu wali murid peserta jambore mengatakan bahwa ia bisa merasakan aroma kebanggaan tersendiri dalam diri anaknya.
“Capek memang, tapi rasa capeknya terobati dengan prestasi yang gemilang”, ujar ketua HIPMI Temanggung ini dan juga partnership instalasi komputer STAINU Temanggung.
Dia berharap bahwa ilmu tentang kepramukaan yang di dapat bisa menjadi spirit untuk memperbaiki mental dan moral semua pelaku dalam kepramukaan.
“Bukan hanya juara yang kami inginkan, namun lebih dari itu jiwa dan spirit pramuka bisa mendarah daging sehingga nantinya bisa membuat indonesia jauh lebih baik dari hari ini’, pungkasnya. (Htm11/Khmm).
Tambahkan Komentar