Hariantemanggung.com - Koordinator Anies-Sandi Digital Volunteer (INSIDER), Anthony Leong menyebut mayoritas warga Jakarta telah meninggalkan isu-isu soal perbedaan agama, suku dan golongan yang sempat memanas pasca Pilkada DKI.
"Dari big data analisis yang kami lakukan hampir 95% warga Jakarta mendukung program Anies-Sandi. Ini adalah suatu kemajuan yang cukup fantastis. Sekaligus menjadi sebuah bukti bahwa mayoritas masyarakat sudah move on dari panasnya isu paska pilkada dan kembali mewujudkan sikap toleransi dan kekeluargaan antar golongan maupun antar umat," ujar Anthony di Jakarta (23/11).
Hal ini dikatakannya menyusul hasil penelitian yang dilakukan oleh Setara Institute yang menempatkan DKI Jakarta sebagai kota pertama di Indonesia yang masuk dalam katagori toleransi rendah pada 2017.
Pakar Digital tersebut melanjutkan, saat ini timnya terus melakukan berbagai upaya untuk merangkul masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan pengembangan. Menurutnya berbagai kasus intoleransi yang terjadi difaktori oleh kurangnya edukasi serta tingkat ketimpangan yang cukup dalam di tengah masyarakat.
"Sejatinya, kunci untuk mengatasi kasus intoleransi, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kita harus distribusikan kesejahteraan ke masyarakat kalangan bawah. UKM harus tumbuh,” ungkap Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.
Lebih lanjut, Anthony memberi imbauan kepada seluruh masyarakat untuk dapat bersatu padu menyukseskan program pemerintah baik program pengentasan kemiskinan, program penataan lingkungan hingga pemberdayaan masyarakat.
"Bicara mengenai toleransi antar umat beragama suku dan golongan tidak akan ada habisnya. Jadi lebih baik mari kita bersatu padu membantu mas Anies dan bang Sandi dalam melaksanakan program kerja yang hasil dan manfaatnya didedikasikan bagi kepentingan masyarakat yang sebesar-besarnya," pungkas Anthony yang juga CEO Menara Digital itu. (htm33/Hms).
"Dari big data analisis yang kami lakukan hampir 95% warga Jakarta mendukung program Anies-Sandi. Ini adalah suatu kemajuan yang cukup fantastis. Sekaligus menjadi sebuah bukti bahwa mayoritas masyarakat sudah move on dari panasnya isu paska pilkada dan kembali mewujudkan sikap toleransi dan kekeluargaan antar golongan maupun antar umat," ujar Anthony di Jakarta (23/11).
Hal ini dikatakannya menyusul hasil penelitian yang dilakukan oleh Setara Institute yang menempatkan DKI Jakarta sebagai kota pertama di Indonesia yang masuk dalam katagori toleransi rendah pada 2017.
Pakar Digital tersebut melanjutkan, saat ini timnya terus melakukan berbagai upaya untuk merangkul masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan pengembangan. Menurutnya berbagai kasus intoleransi yang terjadi difaktori oleh kurangnya edukasi serta tingkat ketimpangan yang cukup dalam di tengah masyarakat.
"Sejatinya, kunci untuk mengatasi kasus intoleransi, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kita harus distribusikan kesejahteraan ke masyarakat kalangan bawah. UKM harus tumbuh,” ungkap Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.
Lebih lanjut, Anthony memberi imbauan kepada seluruh masyarakat untuk dapat bersatu padu menyukseskan program pemerintah baik program pengentasan kemiskinan, program penataan lingkungan hingga pemberdayaan masyarakat.
"Bicara mengenai toleransi antar umat beragama suku dan golongan tidak akan ada habisnya. Jadi lebih baik mari kita bersatu padu membantu mas Anies dan bang Sandi dalam melaksanakan program kerja yang hasil dan manfaatnya didedikasikan bagi kepentingan masyarakat yang sebesar-besarnya," pungkas Anthony yang juga CEO Menara Digital itu. (htm33/Hms).
Tambahkan Komentar