Hadroh Trisula Temanggung

Hadroh Trisula Temanggung

Pasang Iklanmu Di Sini!


Semarang, Hariantemanggung.com
- Penguasaan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional semakin penting untuk dikuasai. Oleh karena itu ustaz dan guru-guru NU harus membuka diri untuk mau belajar dan menguasai Bahasa Inggris supaya mampu bersaing dan meningkatkan daya saing diri di percaturan international ataupun akses-akses terhadap kesempatan bekerja di perusahaan internasional atau untuk studi ke luar negeri. 


Dalam rangka menjawab akan pentingnya kemampuan Bahasa Inggris, para guru dan santri NU di Jawa Tengah, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah kembali membuka Program Beasiswa Batch 2 Program Capacity Building for NU Educators di Pare. Sebuah program yang terselenggara atas kerjasama PWNU Jawa Tengah dengan Yayasan NASIMA Semarang, tentunya dengan melibatkan Lembaga Pendidikan Ma`arif NU dan RMI NU Jawa Tengah dalam implementasinya. 


“Terimakasih kepaya Yasayan NASIMA Semarang yang kembali membuka kesempatan lanjut program Batch-2 yang akan dilaksanakan bulan Juni – Agustus 2025. Ini adalah bentuk komitmen PWNU Jawa Tengah untuk meningkatkan kapasitas pendidikan pesantren dan sekolah-sekolah Ma`arif agar lebih adaptif dan relevan di era modern,” demikian disampaikan Ketua PWNU Jawa Tengah KH. Abdul Ghafarrozin di kantor PWNU Jawa Tengah, Senin (16/6/2025). 


Lebih lanjut, Gus Rozin mengharapkan kepada Guru dan santri sebagai di bawah naungan LP Ma`arif dan RMI untuk bisa semaksimal mungkin memanfaatkan kesempatan ini, sehingga target batch-2 ini bisa memfasilitasi 40 peserta yang akan mengikuti program. 


Tes Screening TOEF dan Pendaftaran

Ketua Lembaga pendidikan Ma`arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani dalam keterangannya menjelaskan bahwa program Batch-2 ini ada sedikit perubahan skema awal seleksi peserta, yaitu peserta akan mengikuti tes screening TOEF yang dilaksanakan tanggal 16 Juni 2025. “Jadi untuk Batch-2 ini tahapan awal peserta adalah mengikut Screening TOEF yang diselenggarakan secara daring oleh lembaga pelatihan bahasa “ACCESS” Pare Kediri. Setelah mengikuti tes peserta langsung bisa mengetahui kemampuan diri/skor TOEF-nya masing-masing, baru setelah itu panitia akan meminta peserta dengan skor TOEF di atas 450 untuk mengikuti seleksi program,” demikian ungkap Fakhruddin. 


Sebagai informasi, panitia menjelaskan bahwa jumlah peserta yang mendaftar Screening TOEF sebanyak 332 dari unsur guru dan ustaz pesantren. Adapun Jadwal pendaftaran seleksi program dibuka pada tanggal 16 – 23 Juni 2025, seleksi wawancara 25 Juni 2025, pengumuman hasil 26 Juni 2025 dan pemberangkatan peserta 6 Juli 2025. Adapun masa camp peserta mulai tanggal 6 Juli sampai dengan 16 Agustus 2025. (*)


TEMANGGUNG, Hariantemanggung.com
– Guna mengejar kemajuan lembaga, jajaran manajerial Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Temanggung TV resmi terbentuk. Proses pelantikan sendiri digelar pada Senin (16/6) siang. Dengan ini, lima posisi manajer dinyatakan telah terisi secara sah.


Dalam sambutannya, Direktur Utama LPPL Temanggung TV, Rizal Ifan Chanaris meminta agar jajaran manajerial untuk dapat segera bekerja menjalankan tugas dan amanahnya dengan penuh rasa tanggung jawab.


Menurutnya, pemilihan dan pengangkatan para manajer ini telah melalui berbagai tahapan serta proses pertimbangan yang matang oleh jajaran direksi. Sehingga, diharapkan ke depan dapat membawa angin perubahan secara positif bagi lembaga, sekaligus manfaat bagi seluruh warga masyarakat.


“Ini bukan soal jabatan. Akan tetapi ini adalah bagaimana kita dapat bersama-sama menjalankan tugas dan amanah dengan penuh tanggung jawab. Momong kui angel, tapi jadilah pamomong yang saling mong tinemong,” pintanya.


Lanjutnya, dengan mengacu pada visi dan misi lembaga, para manajer diminta untuk dapat segera beradaptasi sesuai dengan job desk masing-masing. Serta dapat bekerjasama dengan seluruh karyawan dan karyawati yang ada.


Pasalnya, sejauh ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan demi dapat menyajikan materi siaran televisi yang berkualitas sekaligus bermanfaat bagi masyarakat serta kemajuan daerah.


“Bekerjalah dengan integritas tinggi. Taati aturan yang berlaku, dan paling utama adalah bagaimana siaran LPPL Temanggung TV dapat membantu mendukung kemajuan daerah,” tegasnya.


Dalam kesempatan tersebut lima posisi manajer masing-masing diisi oleh Surjo Pranoto sebagai Manajer Umum, Tomi Adi Nugroho sebagai Manajer Program atau Non Berita, Adityo Prusika Argo sebagai Manajer Berita, Gesit Ryansari sebagai Manajer Keuangan, dan Cantik Istya Karmana sebagai Manajer Pemasaran.


Semarang, Hariantemanggung.com
– Mengelola pendidikan inklusif merupakan bagian dari panggilan kemanusiaan dan kasih sayang. Hal itu diungkapkan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah KH. Abdul Ghaffar Rozin dalam pembukaan Capacity Building Madrasah/Sekolah Inklusif LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah di Hotel Siliwangi Semarang, Jumat (13/6/2025).

 

“Mengelola pendidikan inklusif, dalam hal ini adalah sekolah dan madrasah Ma’arif NU, adalah bagian dari panggilan, dan kerja kemanusiaan dan kasih sayang,” tegas beliau.

 

Dalam arahannya, pihaknya menegaskan bahwa kegiatan itu menjadi penting karena berkaitan dengan sekolah inklusi, pendidikan inklusi di sekolah madrasah Ma'arif. LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah dinilai sudah berada di jalur yang tepat dengan memberi hak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK).

 

Kegiatan pembukaan itu secara resmi dibuka perwakilan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H. Juair, S.Ag., M.M., M.Si. Hadir Sekretaris PWNU Jawa Tengah H. Ahmad Fathur Rohman, Ketua FPMI Pusat Supriyono (Lek Pri), Koordinator Bidang Pengembangan Literasi, Numerasi dan Pendidikan Inklusi Hamidulloh Ibda, tim pendamping As'adul Yusro, reviewer, psikolog dari Unwahas dan Unissula, peserta dari unsur Kepala Madrasah, Kepala Sekolah dan guru Ma'arif.

 

Di hari kedua, Sabtu (14/6/2025), sesi forum dibagi dua yaitu forum guru pendamping khusus dan tim reviewer yang melakukan Review Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif.

 

Ketua LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah Fakhruddin Karmani menegaskan, bahwa tanpa ada rasa empati yang tinggi, mengelola pendidikan inklusif di sekolah dan madrasah akan berjalan setengah hati.

 

“Dalam penamaan, modul ini nanti tidak harus disebut modul, karena saya yakin tidak semua kepala sekolah dan kepala madrasah memahami modul itu sebagai sesuai yang ringan, melainkan sesuatu yang berat,” kata Fakhruddin dalam mengawal forum review modul.

 

Pada review modul 1, terdapat sejumlah revisi pada aspek perubahan paradigma, pandangan, mindset kepada semua pemangku kepentingan. “Jadi, modul ini setidaknya bisa mengajak Komite, Yayasan, Pengurus Badan, Pengawas, Kepala Sekolah, bahkan orang tua harus disadarkan agar bisa menerima pendidikan inklusi berdasarkan cinta dan kasih sayang,” kata dia.

 

Sedangkan modul 2 pada aspek kurikulum dan pembelajaran juga banyak hal yang perlu diubah dari aspek substansi, nomenklatur dan redaksi. Setelah sesi pleno, kegiatan itu dikumpulkan dari kelas tim reviewer modul dan guru pendamping khusus untuk merumuskan simpulan dan tindak lanjut untuk penyempurnaan modul. (*)


Semarang, Hariantemanggung.com
- Model pengembangan pendidikan madrasah inklusi atau pendidikan inklusi yang diterapkan Kementerian Agama RI merupakan hasil dari adopsi dari Lembaga Pendidikan Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah salahsatunya.

"Pengembangan modul madrasah inklusif di Kementerian Agama salah satunya lahir dari modul yang dikembangkan oleh LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah. Lahirnya Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) yang diberi SK dari Dirjen Pendis Kemenag adalah inisiasi dr teman-teman LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah. Modul dan buku inklusi di Kemenag, didalamnya juga dikembangkn dari produk LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah," kata Ketua LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah Fakhruddin Karmani dalam laporannya pada pembukaan Capacity Building Madrasah/Sekolah Inklusif LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah di Hotel Siliwangi Semarang, Jumat (13/6/2025).

Kami berharap, katanya, di tahun ini ada Unit Layanan Disabilitas (ULD). "Karena ini dibutuhkan. Ketika yang lain tidak hadir, kita Ma'arif NU siap hadir," kata Fakhruddin yang juga Sekretaris FPMI Pusat.

Selain peningkatan kapasitas, kegiatan itu juga dilakukan review modul yang menghadirkan sejumlah reviewer ahli.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah KH. Abdul Ghaffar Rozin menegaskan bahwa kegiatan itu menjadi penting karena berkaitan dengan sekolah inklusi, pendidikan inklusi di sekolah madrasah Ma'arif. "Kita sudah berada di jalur yang tepat dengan memberi hak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK)," katanya.

Dijelaskan beliau, bahwa PDBK jumlahnya meningkat sangat banyak dari tahun ke tahun. "Pengalaman di pesantren kami di jenjang PAUD-KB di nuangan pesantren, PDBK selalu meningkat jumlahnya. Begitu pula Jawa Tengah juga selalu bertambah," lanjutnya.

Gus Rozin menegaskan bahwa pendidikan inklusi menjadi penting, karena banyak sekali penolakan di sekolah dan madrasah.

"ABK harus diberi ruang sama. Anak-anak normal agar ada empati. Namun memang perlu waktu, agar ABK dengan non-ABK bisa bersama saling belajar," tegasnya.

Pihaknya juga menegaskan, bahwa ABK bukanlah aib. "PDBK bukan aib. PDBK juga bukan abnormalitas yang harus diratapi. Kita harus mendorong orang tua, guru untuk melakukan asesmen kepada ahli, agar hasilnya menjadi bahan untuk melakukan perlakuan dan pendekatan yang tepat," lanjutnya.

Kita tidak menolak PDBK itu sudah luar biasa. Kita mau mengurusi PDBK adalah luar biasa. "Pendidikan ini harus hadir tanpa diskriminasi, tanpa segregasi. Maka ini harus ada komitmen dari guru dan kepala sekolah. Gurunya sudah baik, namun jika kebijakannya tidak mendukung, maka tidak bisa selaras," lanjut dia.

Mereka bukan anak-anak cacat, anak disabilitas. "Mereka adalah anak-anak kita yang harus kita jaga. Pendidikan inklusi amat sangat penting kita cermati. "Maka review modul ini harus dicermati, dan tak kalah penting diimplementasikan dengan baik," tandasnya.


Kegiatan itu secara resmi dibuka perwakilan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H. Juair, S.Ag., M.M., M.Si. Hadir Sekretaris PWNU Jawa Tengah H. Ahmad Fathur Rohman, Ketua FPMI Pusat Supriyono (Lek Pri), Koordinator Bidang Pengembangan Literasi, Numerasi dan Pendidikan Inklusi Hamidulloh Ibda, tim pendamping As'adul Yusro, reviewer, psikolog dari Unwahas dan Unissula, peserta dari unsur Kepala Madrasah, Kepala Sekolah dan guru Ma'arif. (*)